THE BACKSTAGE
there's so much going on
unspoken in the back
of the mind

September 18, 2011

Bintang

sejak balita saya sangat suka bintang. selalu menangis tiap dibelikan baju, celana, sampai topi yang tidak ada gambar bintang. sampai suatu hari saya bertemu seseorang yang menamakan dirinya bintang buat saya. segalanya berjalan sangat baik, akhirnya saya menemukan bintang yang sinarnya paling terang, yang selalu ada buat saya. sampai suatu hari cahaya bintang itu pudar pelan-pelan. cahayanya semakin samar terlihat, sampai akhirnya bintang itu hilang. dan lagi-lagi saya sendiri. bintang itu, bintang saya yang paling indah, membuat saya akhirnya tidak lagi menyukai bintang. bahkan membencinya.
saya ingat, setahun yang lalu bintang saya yang paling terang berulangtahun ke 16. hari itu tanpa sengaja saya mendengarkan namanya disebut di radio. lalu buru-buru saya sms ucapan selamat ulangtahun buat dia. sejak saat itu kami selalu bersama, tidak ada sedikit pun waktu terlewatkan tanpa menanyai kabar satu sama lain.
saya kira, bintang akan selalu ada disini, menemani malam dan menerangi kegelapan hati. tapi ternyata bintang itulah yang membuat malam semakin gelap, sampai saya tidak berani lagi menatap ke langit, karena saya tau, meskipun ada banyak bintang, tapi bintang saya yang paling terang tidak ada disana.
sepertinya keterikatan yang sifatnya maya telah terlanjur tersulam, saya tidak bisa lari, walaupun sudah berusaha. lagi-lagi saya terperangkap di perasaan itu. ini salah saya. semuanya terlanjur begitu dalam.

untuk bintang...
selamat ulang tahun. semoga sinarmu akan selalu menjadi yang paling terang, setidaknya untuk orang lain. karena saya sadar, sinar itu tidak akan saya rasakan lagi.