THE BACKSTAGE
there's so much going on
unspoken in the back
of the mind

May 08, 2019

S3 di Jerman

Kemarin adalah salah satu hari terberat dalam hidup saya. Suami saya berangkat ke Jerman untuk melanjutkan studi S3 dan kerja. Doakan saya bisa segera berangkat dan menyusulnya ya :(

Studi dan kerja? Sekaligus? Iya, suami saya berhasil lolos seleksi dari universitas untuk bergabung di proyek penelitian salah satu profesor di Medizinische Fakultät Mannheim. Di proyek itu, suami saya akan bekerja sebagai peneliti yang langsung dibawahi oleh profesor kepala labnya, digaji, mengerjakan proyek penelitiannya sendiri selain yang dikerjakan untuk profesor, dan saat selesai nanti (tiga sampai empat tahun kemudian) akan defence disertasinya untuk mendapatkan gelar doktor (bisa Dr.med, Dr.rer.nat, atau Dr.sc.hum).

Kok bisa dapat kesempatan seperti itu? Jawabannya sama seperti saat S2, daftar! :)
Suami saya adalah orang yang super gigih. Dia rajin banget browsing di website universitas dan website untuk jobseeker seperti www.findaphd.com, www.jobbnorge.no/search, www.euraxess.de, www.academics.com, Indeed, LinkedIn, dan lain-lain. Kalau saat mencari tempat studi S2 dulu, kami sering banget ikut seminar dan pameran pendidikan luar negeri. Dari pengalaman itu lah, kami jadi melek dan tahu betul apa yang harus dilakukan untuk merealisasikan mimpi kami.

Melanjutkan studi S3 dan jenjang lain yang lebih tinggi adalah cita-cita suami dan saya sejak masih S1 dulu. Seiring berjalannya waktu, ribuan jam browsing dan tanya-tanya pendapat orang lain, ternyata Jerman lah yang menjadi pilihan kami (lagi). Kenapa Jerman? Lain kali aja ya saya ceritanya hehe.

Sekarang saya coba jelaskan perbedaan skema-skema studi S3 di Jerman ya. Semoga penjelasan saya mudah dipahami. Berikut struktur studi S3 di Jerman:

1. The traditional PhD (saya):
  • Bikin proposal penelitian sendiri, independently
  • Cari seorang prospective supervisor (Doktervater/Doktormutter) yang bekerja di bidang penelitian yang sesuai, hubungi, minta kesediaan beliau membimbing penelitianmu
  • Saya tekankan lagi, mahasiswa harus work independently karena di skema ini supervisor (biasanya hanya satu orang) akan memberikan input yang sangat sedikit. Sisanya, you have to figure it out yourself
  • Di struktur ini, PhD bisa dilakukan di universitas, organisasi non-universitas, maupun di institut penelitian di Jerman
  • Fleksibel. Tidak ada kewajiban mengikuti kelas, deadline, dan kurikulum. Mahasiswa hanya perlu fokus menyelesaikan penelitiannya dan menulis disertasi
  • Biaya: studi S3 di Jerman GRATIS. Tapi ada biaya administrasi (sekitar €200/semester), harus punya dana untuk penelitian, dan kita harus punya uang dong untuk menghidupi diri dan keluarga. Berikut dua kasus yang memugkinkan kita untuk mendapatkan biaya hidup:
    • Beasiswa: puji syukur saya mendapat beasiswa German Academic Exchange Service (DAAD) yang bisa mendanai studi saya hingga empat tahun (€1200/bulan). Skema beasiswa lain yang bisa dicoba yaitu Katholischer Akademischer Ausländer-Dienst (KAAD). Beasiswa KAAD terbuka untuk umum. Tidak hanya untuk yang beragama katolik.
    • Research grant: jika profesormu sangat tertarik dengan proposal penelitianmu, beliau akan membantu menulis grant proposal untuk mendanai penelitianmu. Berikut lembaga-lembaga pendanaan begitu baiknya mendukung penelitian menghidupi banyak peneliti di Jerman: German Research Foundation (DFG), the European Union, Fraunhofer Gesellschaft, The Helmholtz Association, The Leibniz Association, The Max Planck Society, Alexander von Humboldt Foundation, dan lain-lain
  • Ujian: di akhir periode studi, doctoral candidate harus submit disertasi, presentasi lisan, dan defence hasil studinya di depan setidaknya dua orang profesor di bidang yang berkaitan. Di Universitas Heidelberg, saat defence ini mahasiswa juga akan diuji pengetahuannya di tiga bidang ilmu yang berkaitan dengan disertasi
2. Structured PhD (suami):
  • Sistemnya kaya cari kerjaan. Cari lowongan S3 di grup-grup penelitian yang kamu minati di institut penelitian/universitas, cek requirements nya dan sesuaikan sama kemampuan diri, kalau cocok bisa langsung apply untuk posisi itu tanpa bikin proposal penelitian terlebih dahulu
  • Seleksinya SUPER KETAT! Lebih ketat dari beasiswa. Karena dari ratusan pelamar, hanya 5-10 yang diundang wawancara, dan pada akhirnya hanya SATU ORANG yang mendapat pekerjaan ini
  • Biasanya lebih berorientasi internasional dan berbahasa inggris
  • Mahasiswa harus mengikuti beberapa courses dan pelatihan dimana di setiap courses/pelatihan itu mahasiswa juga akan diuji
  • Selain bekerja individually untuk disertasi, mahasiswa harus bekerja dalam tim dan berkontribusi untuk penelitian di grup penelitian dengan anggota yang lain
  • Mahasiswa akan dibimbing oleh team of supervisors. Biasanya terdiri dari profesor ketua grup penelitian dan mahasiswa post-doc beliau
  • Mahasiswa akan mendapat soft skills dan hard skills yang akan berguna untuk kehidupan kerjanya nanti, seperti menulis research proposal, grant proposal, presentasi di conference, mengajar mahasiswa S1, hingga membimbing penelitian thesis mahasiswa S2
  • Biaya: grup penelitian di Jerman dibiayai oleh lembaga-lembaga pendanaan riset yang sagat banyak tersedia di Jerman. Jadi selain studi gratis, mahasiswa S3 akan mendapat gaji yang besarannya sudah ditentukan saat pembukaan lowongan pekerjaan (€1.000-1.400/bulan). Namun, gaji bisa meningkat jika kerja mahasiwa sangat baik dan berkontribusi besar terhadap penelitian grup
  • Ujian disertasi sama dengan tipe tradisional
  • Output: karena bekerja dalam tim, bisa jadi pengalaman penelitian dan research papers ketika lulus bisa jadi lebih banyak dibandingkan yang tipe tradisional. Tapi semua tergantung mahasiwanya dong. Bisa saja yang mahasiswa struktur tradisional punya output yang lebih besar :)

Oke. Segitu dulu yang bisa saya ceritain sekarang. Semoga lancar persiapannya untuk teman-teman yang ingin menimba ilmu di Jerman juga. Seperti biasa, boleh email saya kalau mau diskusi dan tanya-tanya lebih lanjut ya (email: melaniratih@yahoo.com).

Tschüss!