THE BACKSTAGE
there's so much going on
unspoken in the back
of the mind

February 27, 2017

Belajar IELTS Versi Saya

Halo. Sudah lama sekali sejak tulisan saya yang terakhir di laman ini.
Well.. tulisan ini dibuat untuk memenuhi janji saya kalau saya bisa dapat skor IELTS yang saya butuhkan dalam sekali ujian. Cerita dibawah ini adalah strategi saya, sesuai dengan metode belajar saya sehari-hari. Jadi, jika ingin menerapkan metode saya, akan lebih baik jika disesuaikan juga dengan metode belajar masing-masing ya.

Apa itu IELTS?
International English Language Testing System disingkat IELTS adalah uji coba kemampuan berbahasa Inggris yang diselenggarakan bersama oleh Universitas Cambridge, British Council dan IDP Education Australia. IELTS sendiri digolongkan dalam dua macam modul ujian yaitu Modul Umum dan Modul Akademis (Sumber: Wikipedia). Pengalaman yang saya tulis ini uji modul akademis.

Apa bedanya IELTS dan TOEFL?
Berapa biaya tes IELTS?
Kapan jadwal tes IELTS dan dimana aja ujiannya dilaksanakan?
Untuk yang ini silakan googling sendiri ya.

Ih pelit...
Nggak pelit koook. Saya udah nggak sabar pingin ngetik cerita pengalaman saya nih hehehe.
__________________________________________________________________

Jadi gini awal mula ceritanya.
Sekolah di luar negeri adalah cita-cita saya sejak kecil.. tapi saya baru sadar pas semester akhir-akhir (tahun 2015-an) kalau bisa nulis dan ngomong bahasa inggris aja nggak cukup. Butuh bukti yang menunjukkan kalau kita bener-bener mampu berbahasa inggris. Dengan apa? Ya dengan selembar result test IELTS atau TOEFL. Maka, sejak itulah saya keliling kota bersama pacar (yang syukurnya.. punya visi misi seirama) mencari tempat kursus IELTS untuk memantapkan kemampuan kami. Perlu diingat bahwa tes ini harganya luar biasa mahal, jauh lebih mahal dibandingkan dengan TOEFL. Sementara, rumornya untuk menaikkan band 0.5 saja membutuhkan waktu belajar minimal 200 jam! Wow.
Jadi, alangkah lebih baik jika sebelum ujian sudah mantap dan percaya dengan kemampuan diri. Lalu kenapa kami mengambil IELTS dan bukan TOEFL? Karena sepengamatan kami IELTS secara lebih universal digunakan sebagai entry requirement, bukan lagi TOEFL.

Akhirnya setelah bertahun-tahun berusaha mencari waktu luang, kami ikut prediction test IELTS di IELC. Beneran deh.. tes ini menegangkan banget. Gimana enggak, kalau skornya ga nyampe 6 gabisa ikut paket kursus yang cuma berapa puluh jam itu.. harus ambil yang 300an jam. Sebenernya paket yang lama ini lebih murah, tapi membayangkan harus bolak-balik kursus di tengah kesibukan jadi dek koas yang jadwal jaga malamnya ga menentu aja udah bikin puyeng. Puji Syukur.. skor prediksi kami memungkinkan untuk ikut paket kursus singkat yang kami mau.

Listening
Ini adalah tonggak terdepan saya. Kemampuan yang saya paling kuasai dan saya kembangkan supaya bisa membantu menaikkan overall score. Wajar jika pertama kali teman-teman bingung saat mendengar rekaman listening IELTS. Aksen yang mereka gunakan bervariasi, mulai dari British yang super kental a la Hermione Granger yang lagi kumur-kumur, Australian yang menurut saya lebih sulit dibanding British, dan American.
Cara belajar saya selain ambil kursus adalah dengan mendengarkan lagu English yang saya belum pernah dengar sebelumnya dan mencoba mengerti apa lirik lagu tersebut. Juga dengan cara menonton film tanpa baca subtitle. Saat ujian, listening lah yang akan diujikan di awal. Gunakan kesempatan ini untuk memusatkan seluruh konsentrasi saat mendengarkan rekaman ya. Saat latihan saya jadi sadar bahwa dengan memahami seluruh cerita dalam rekaman lalu membuat note di lembar soal, dan bukan hanya berusaha mencari jawaban soalnya, terbukti lebih berhasil menaikkan band. 

Reading
Fokus! Itulah kunci meraih band tinggi. Selain itu, hobi membaca sehari-hari dan wawasan yang luas juga membantu menjawab soal. Percaya deh, kalau merasa sudah pernah membaca bacaan dengan topik yang dikuasai pasti akan terasa lebih mudah dalam menjawab soal, dibandingkan dengan apabila ide cerita tersebut baru pertama kali dibaca.
Cara saya gini:
Lihat perintah soal - garis bawahi kata kunci di setiap soal pada part tersebut - skimming paragraf bacaan - garis bawahi nama, tahun, angka dan kata-kata penting yang bisa jadi jawaban soal - scanning - kalau ada paragraf yang susah biasanya saya whole reading.
Perlu diingat! Jawaban pasti ada di soal bacaan. Jangan ngarang. Ingat selalu perintah, diminta 1, 2 atau 3 kata ya dikasih aja yang diminta, jangan dikurangi maupun ditambah. Terakhir, just copy and paste the word(s)!

Writing
Harus latihan, latihan dan latihan. Keuntungan ikut les ya ini, kita bisa latihan dan dinilai secara langsung oleh guru-guru yang kompeten sebagai penilai IELTS tetapi lebih memilih menjadi guru dibandingkan penguji (mereka harus memilih salah satu: mengajar atau menguji). Jadi, kami bisa tau sudah seberapa sih kemampuan kami menulis dan bagaimana cara meningkatkan skor kami dengan mengasah kemampuan dan menghilangkan kelemahan kami masing-masing. Gimana caranya bikin jembatan bagus antar kalimat, gimana cara menonjolkan maksud tulisan kita. Serius deh, ikut kursus bikin kami sadar kalau selama ini gaya penulisan academic english kami ga oke.

Speaking
Kalau teman-teman malu atau nggak ada teman buat latihan, saya rekomendasiin juga untuk ikut kursus. Karena yang paling penting dari bagian ini adalah fluency alias kelancaran berbicara. Nggak boleh ada umm....ah....well... Bahkan kalau lagi mikir jawaban aja harus dijawab dengan apik seperti "I'm not sure how to answer your question because it is not my topic of interest" yang bisa menambah nilai plus hahaha. Speaking IELTS bukan uji pengetahuan. Jadi, apapun jawabannya mau itu nyambung atau nggak nyambung, yang penting lancar dan nggak ada blocking atau remming. Teman-teman bisa lihat video gratis di youtube yang banyak sekali itu. Bisa dilihat bahwa nggak semua jawaban masuk akal, tapi mereka berbicara dengan lancar, jadilah mereka mendapat band tinggi.

Dan yang paling penting...
Berdoa, tidur nyenyak malam sebelum ujian, sarapan bergizi, minta restu Ibu dan Bapak.
Remember that the IELTS test is just one step towards fulfilling your goals and that you are already on your way to achieving your dreams.
Selamat meraih mimpi :)

Empathy