THE BACKSTAGE
there's so much going on
unspoken in the back
of the mind

April 27, 2019

Misa Paskah di Vatikan, Gratis!

Setelah satu tahun berlalu, akhirnya saya tergerak untuk menyelesaikan draft ini. Siapa tau bawa manfaat untuk seorang dua orang. Hehehe. Saya yakin mayoritas orang-orang katolik di bumi yang bulat ini pingin lah bisa wisata rohani. Yang terkenal sih mulai dari Lourdes di Paris, Vatican, dan Jerusalem. Sebagai seorang katolik saya juga pingin banget melihat langsung dan berdoa di tempat-tempat itu. Syukurnya saya dan suami beruntung banget bisa sekolah di Eropa, tinggal perlu nabung, masak sendiri di rumah dan anti jajan di luar, sampe akhirnya tabungan kami cukup untuk pergi ke Vatican. Dan kebetulan sekali saat itu suami yang nggak punya libur sama sekali ini (masuk 7 hari seminggu, pagi sampe malem, termasuk tanggal merah) dapat jatah libur Hari Paskah.

Karena saya juga pas libur, setelah pengumuman libur yang baru diberi tahu H-4 paskah itu, langsung deh kami pontang-panting cari tiket pp, hotel, dan cara supaya bisa ikut misa paskah di Basilika St. Petrus. 

Kami pergi hari kamis malam, via Flixbus. Bis antar kota antar negara di Eropa yang super ramah kantong buat mahasiswa. Apalagi kami belinya di seorang teman yang jual super murah karena dia punya banyak kupon diskon. Mau tau berapa harga tiket Heidelberg - Roma? 25 Euro seorang, alias 410 ribu rupiah. Gila kannn.. hehe. Tapi ya emang capek buanget sih. Bayangin aja rasanya duduk di bis, perjalanan 16 JAM, cuma berhenti istirahat 1x. Tapi karena kami gamau keluar banyak biaya untuk transportasi yaudah deh...ikhlas...demi bisa keluar masuk museum dan makan makanan Italia.

Jumat Sore kami baru sampai di hotel setelah agak bingung cari metro dari stasiun Triburtina. Langsung deh... setelah menaruh semua barang bawaan kami, kami melunjur ke "Bronze Door". Ngapain? Kami ngikutin petunjuk yang ada di website ini: http://www.papalaudience.org/papal-mass. 

Di web itu,emuanya lengkaaaap banget. Mulai kapan bisa mulai ambil tiket (Iya, untuk ikut misa kita butuh untuk punya tiket. Tiketnya gratis, cuma emang kompetitif banget ya hehe karena cuma 80,000 tiket yang dibagi pada waktu saya ikut misa paskah 2018 kemarin).

Di web tersebut tertulis untuk misa hari perayaan liturgi selain Natal dan Paskah:
If you need between 1 - 6 tickets you can get tickets directly from the Swiss Guards usually from 3 days before the Mass: 
You can collect your tickets directly from the Swiss Guards in St. Peter's Square at the Bronze Door" from 8am till 8pm Summer Time - 8am till 7pm Winter Time.

Untuk misa Natal dan Paskah:
However if it's a Popular Mass such as Christmas Eve or Easter Mass you will need to reserve tickets in advance to guarantee availability. 
Untuk yang butuh tiket lebih dari 10, harus reservasi dulu. Di web ini ada formnya, nanti form itu diisi, lalu dikirim balik ke Vatican via Fax. Iya fax aja, mereka nggak pakai email. Lalu nanti akan dikonfirmasi bakal dapet tiket atau enggaknya. Kalo dapet, tiket bisa diambil 1-3 hari (di Swiss Guards juga, di lokasi yang sama seperti diatas) sebelum misa.

Untuk misa Natal dan Paskah disarankan pakai metode ini juga untuk menjamin bisa dapet tiket, meskipun jumlah tiket kurang dari 10. Waktu itu kami nekat berangkat ke Roma tanpa buat reservasi seperti ini dulu dan nekat ketemu Swiss Guard langsung. Thank God we are definitely blessed.

Semoga doa kalian untuk bisa ikut misa di Vatican terkabul ya! Amin.

salah seorang Swiss Guard di bronze door

tiket misa Paskah 2018

suasana 1 jam sebelum misa dimulai, masih sepi

buku misa Paskah 2018

Abang-abang Swiss Guard jual mahal nih.. susah bener nengok buat difoto bentar aja.. 
eh dapet juga deh satu yang mau nengok

jangan lupa beli rosario yang sudah diberkati Paus :)

April 21, 2019

Buta

Tepat ketika kita merasa telah berhasil mendapatkan semua yang kita inginkan, saat itulah mata kita akan buta dan mata hati yang bekerja.
Sayangnya semua kelimpahan berkat tersebut membuat ego tertanam begitu tinggi sehingga mata hati sulit terbuka. Kita terlalu fokus dengan apa yang kita baru dapatkan sehingga apa yang selama ini kita miliki terlupakan.
Dan perlahan, hal yang sedari dulu ada itu lama kelamaan hilang, menguap. Dan meninggalkan kita dengan kebahagiaan yang semu.
Rasanya seperti pendaki yang berhasil berdiri di puncak gunung tertinggi di bumi, tapi euforia tersebut akan perlahan berubah jadi kengerian ketika ia menyadari, tidak ada lagi orang yang bisa menemaninya di atas sana.

Saya harus membuka mata. Saya takut.

Saya tidak mau buta.