THE BACKSTAGE
there's so much going on
unspoken in the back
of the mind

February 13, 2014

Hard to be

To be fearless, not senseless.
To be brave, not coward.
To be cautious, not foolish.
To be clever, not mindless.

To be myself, not anyone else.

Lelah

Bagiku, hidup itu tidak pernah terasa mudah. Bahkan ketika aku melewati hari-hari yang menyenangkan, bertemu orang-orang yang begitu peduli dengan diriku, menghabiskan waktu berbincang akan banyak hal, mengulas banyak permasalahan dan solusi yang mungkin, atau sekadar mencurahkan isi hati. Aku memang orang yang begitu rumit.

Ada banyak waktu di mana aku merasa rumit menjadi orang yang begitu rumit. Ada terlalu banyak waktu ketika aku hanya menginginkan satu hal: menjadi orang yang sederhana. Punya pemikiran yang sederhana, punya keinginan yang sederhana, dan bisa memaknai hidup dengan sederhana. Sayangnya, sekeras apapun aku berusaha menjadi orang seperti itu, aku justru semakin sulit bergulat dalam dan dengan diriku sendiri.

Ya, aku memang aneh. Mungkin yang paling aneh dari kumpulan yang teraneh. Aku tidak bisa begitu saja tidur bahkan ketika sudah seminggu aku hanya tidur selama 5-6 jam, dan melewati minggu yang begitu panjang. Aku tidak bisa tidak memikirkan hal-hal kecil tentang diriku dan hubunganku dengan orang-orang terdekatku. Aku tidak bisa tidak harus menuliskan semua isi kepalaku untuk bisa tidur dengan tenang, seolah tidak ada hari esok, dan persoalan itu harus diselesaikan sekarang.

Nah, di saat-saat seperti inilah aku merasa bahwa I am so full with myself. Padahal, jika aku zoom out sedikit saja, batang tubuhku sama sekali tidak nampak di bumi ini (baca: jika dilihat dari pesawat udara). Apalagi jika dilihat dari pesawat luar angkasa.
Kadang manusia memang suka lupa, bahwa di luar sana, ada terlalu banyak hal yang tidak bisa dikontrol. Kehidupan galaksi, bintang-bintang, bahkan miliaran ikan di lautan dan burung di udara tidak bisa kita kendalikan sepenuhnya. Kita terlalu sering sibuk berpikir bahwa masalah kita begitu rumit sehingga waktu istirahat pun pantas ditunda karenanya. Kita seolah yakin, hari esok akan tiba pada saatnya.

Memang, Tuhan punya janjiNya sendiri. Dan manusia perlu berpasrah sambil berusaha. Tapi sungguh, aku tidak ingin menjadi terlalu sibuk dengan diriku sendiri. Dengan ketololan pemikiran yang sebenarnya kuciptakan sendiri. Di titik inilah aku perlu belajar berdamai dengan diriku, dengan dunia. Menanamkan dalam otakku bahwa ada banyak hal di dunia ini yang ada di luar jangkauanku. Jadi ada saatnya aku perlu berhenti memikirkan dan mengkhawatirkan segalanya secara berlebihan seperti ini.