Logika

"... Dalam kehidupan real, logika hanya dibutuhkan mungkin sepuluh persen. Artinya, yang dibutuhkan sebagian terbesar justru adalah hal-hal yang di luar logika: tenggang rasa, feeling, intuisi, tepo seliro, kearifan. Kita sering justru tidak boleh logis. Misalnya seorang pembantu rumah tangga seperti Mbok Kiyo itu yang sudah setia mengabdi empat puluh tahun dan sekarang sakit-sakitan, terlalu loyo untuk bekerja seperti dulu; apa harus dipecat akibat logika perhitungan manajemen, dia sudah tidak produktif lagi, bahkan mungkin parasit; jadi dus perlu dipecat, dikembalikan ke kampung, begitu kan, ya tidak?"

-Mangunwijaya YB dalam Burung Burung Rantau.