THE BACKSTAGE
there's so much going on
unspoken in the back
of the mind

July 23, 2012

Sesuatu yah...

"Kamu masih sekolah apa udah kuliah?"
"Kuliah"
"Semester?"
"Mau naik ke semester 3"
"Ooh, di mana?"
"Di FK UNS"

"Wah! Udah pernah motong mayat?"
"Hmm, belom"
"Gimana sih rasanya kuliah di FK?"


Percakapan di atas adalah suatu template percakapan yg sangat mungkin terjadi antara variabel ‘seseorang’ (bisa jd orang tua teman, saudara, tetangga, atau bahkan orang yg kebetulan baru ketemu di jalan) dengan ‘mahasiswa FK’.
Dari sini biasanya pembicaraan akan berlanjut dimana si penanya akan menggali informasi lebih dalam dan lebih dalam lagi. Bagi sebagian orang, entah kenapa mahasiswa FK ini adalah “makhluk unik bin ajaib”.
Betapa tidak, mahasiswa FK tidak jarang diserbu dengan pertanyaan “Udah pernah motong mayat?”, “Udah pernah nyuntik orang?”, “Kalo liat orang berdarah-darah gitu, serem nggak?”, “Eh, ini kaki saya kok suka gatel-gatel, kenapa ya?”, sampai dengan “Kamu udah punya pacar belom, kalau mau nanti tante kenalin sama anak tante.”.

Dan kami tentu jarang banget dapet pertanyaan seperti “Udah nyobain windows 7 belom? Saya udah coba tapi kok nggak stabil ya..”, “Udah pernah ikut ke pengadilan belom? Menurut kamu gimana dasar hukum tentang kasus xxxx?”, “Kak, aku bingung. Kenapa ya setiap angka yg dibagi 0 hasilnya jadi tidak terdefinisi?”, atau “Kalau kamu ngeliat harga saham naik-turun gitu, kamu jadi merinding nggak?”

Dari pengalaman saya sendiri, orang bilang kuliah di FK itu susah dan super sibuk. Beberapa langsung dengan semena-mena memberi label ‘berani’ pd anak FK, lagi-lagi hubungannya dengan motong mayat (errr.. mahasiswa atau tukang jagal ini). Beberapa orang bilang “Enak bisa masuk FK, gampang jadi orang sukses nantinya” (errr lagi... amin lah!).
Beberapa orang mati-matian mau masuk FK, tapi nggak berhasil. Beberapa orang lain mati-matian nggak mau masuk FK, tapi dipaksa orang tuanya, dan sialnya, masuk dengan sukses. Sementara yang berhasil masuk karena keinginan sendiri (kaya saya), mati-matian biar bisa survive di FK. Tapi percaya atau nggak, kami ini manusia biasa aja.


"Banyak suka atau dukanya?"
Suka adalah hal yang disenangi. Duka adalah hal yang dibenci. Ya, padanan kata tersebut merupakan yang paling serasi layaknya Rojali-Juleha. Hidup ini penuh perjuangan, penuh pilihan dan penuh reversibility. Artinya, ketika kita berada di atas, suatu saat kita ada di bawah, seperti main smack-down saja, tindih-menindih. Errr. Tergantung pilihan sih. Bagi yang memilih banyak suka dibanding duka, merekalah orang-orang yang tidak menjalani momen-momen "indah" kuliah dengan baik. Dan yang memilih banyak dukanya, waaa kurang bersyukur itu! Hehehe. Wagu ya? Soalnya....yagitu.

Hasil renungan mojok di kebon teh, setelah ditanya-tanya tante dan om. Di tulis dengan beberapa bumbu copas dari blog sana sini. 

2 comments: